Acara dibuka oleh Plt Kepala BAPETEN Zainal Arifin, dalam sambutan pembukaannya menyampaikan “Tujuan rapat koordinasi ini dapat menghasilkan pemahaman yang lebih komprehensif, rekomendasi yang aplikatif, serta penguatan komitmen kita semua dalam mewujudkan pemanfaatan radioisotop dan radiofarmaka yang aman, bermutu, dan berkelanjutan bagi pelayanan kesehatan di Indonesia”

Acara dilanjutkan dengan beberapa presentasi yaitu persentasi tentang “Tantangan Pengawasan Tenaga Nuklir dalam Produksi RIR” oleh Pengawas Radiasi BAPETEN Heri Irawan, presentasi tentang “Rencana Strategis Kementerian Kesehatan dan Kebijakan Produksi, Distribusi, dan Keselamatan Produksi Radioisotop dan Radiofarmaka dalam rangka memenuhi kebutuhan Radiofarmaka di Indonesia” oleh Direktorat Ketahanan Farmasi dan Alat Kesehatan Muhammad Zulfikar Biruni, persentasi tentang “Layanan Kedokteran Nuklir F18 di Pusat Kanker Nasional” oleh Dr. Yustia Tuti, “Sharing Session” oleh Oncology Total Solution Head PT Kalbe Farma Yoppy Hadi Soeyanto, dan persentasi tentang “Radioisotop dan Radiofarmaka Fasilitas Produksi” oleh Anak Agung Made Amrita Adihutama.

Rapat koordinasi dihadiri oleh seluruh Rumah Sakit yang memiliki fasilitas Siklotron dalam memproduksi Radioisotop dan Radiofarmaka, Pemohon izin dalam bidang industri produksi radioisotop dan radiofarmaka dan dari unit kerja terkait di lingkungan BAPETEN.

Pada sesi diskusi dan tanya jawab, peserta mengajukan berbagai pertanyaan terkait pelatihan produksi radioisotop dan radiofarmaka, termasuk mengenai sertifikasi kedokteran nuklir serta ketersediaan vendor pelatihan kedokteran nuklir yang bekerja sama dengan BAPETEN.

Rapat koordinasi ditutup oleh Deputi Bidang Pengkajian Keselamatan Nuklir, Haendra Subekti, dalam sambutan penutupannya menyampaikan “Tentunya dengan adanya rapat koordinasi ini mempunyai tujuan mulia untuk terus meningkatkan pelayanan bagi masyarakat”(BHKK/CD/CN)