Banner BAPETEN
Antusias, Warga Pekanbaru Ikuti Penjelasan Radiasi Oleh BAPETEN
Kembali 20 Maret 2019 | Berita BAPETEN
small_thumb_2019-03-20-171838.jpg

Untuk kedua kalinya BAPETEN menggelar Diseminasi Iptek Dalam Rangka Pengawasan Pemanfaatan Tenaga Nuklir di Indonesia, Rabu (20/30) di Pekanbaru. Kegiatan ini kerjasama antara BAPETEN dengan DPR-RI dibuka oleh anggota Komisi VII DPR RI dari Fraksi Demokrat, Sayed Abubakar Assegaf. Turut hadir Sekretaris Utama BAPETEN Hendriyanto Hadi Tjahyono.

Dalam sambutannya Hendriyanto menyampaikan ucapan terima kasih atas terlaksananya kegiatan kerjasama DPR RI dan kehadiran bapak Sayed Abubakar Assegaf dalam diseminasi ini. Lebih lanjut dikatakan bahwa melalui diseminasi ini informasi tentang pemanfaatan tenaga nuklir dapat diterima masyarakat bisa lebih jelas. “Harapannya tidak ada lagi masyarakat yang berpikir nuklir hanya sekedar bom. BAPETEN menjamin nuklir dimanfaatkan untuk tujuan damai dan kesejahteraan masyarakat,” ujar Hendriyanto

o.imgkonten

imgkonten

Sedang Sayed Abubakar Assegaf dalam sambutannya mengatakan bahwa kegiatan diseminasi tentang pemanfaatan teknologi nuklir oleh BAPETEN ini penting. “Sebab, selama inimasyarakat mendapatkan informasi tentang nuklir itu sangat berbahaya. Padahal teknologi nuklir sebenarnya juga bermanfaat bagi kehidupan manusia, antara lain dalam pembangkit listrik, bidang kesehatan dan pertanian,” ujar Sayed Abubakar Assegaf.

imgkonten

imgkonten

Ditambahkan, agar teknologi nuklir terjaga kemanfaatannya bagi kehidupan manusia, maka diperlukan pengawasan. Pengawasan ini bertujuan agar dampak negatif tenaga nuklir tidak membahayakan masyarakat dan lingkungan. Tugas pengawasan pemanfaatan teknologi nuklir inilah menjadi tugas utama BAPETEN.

Saat Sekretaris Utama BAPETEN menyampaikan paparan tugas dan fungsi BAPETEN dalam bidang pengawasan pemanfaatan tenaga nuklir, masyarakat yang hadir secara antusias menyimak. Pemaparan meliputi apa itu ion, nuklir hingga pemanfaatan teknologi nuklir untuk kesehatan, pertanian dlsbnya.“Beda dengan api yang menimbulkan panas atau listrik yang bisa membuat kesetrum, radiasi nuklir itu tidak bisa dirasakan. Oleh sebab itu radiasi nuklir hanya bisa dideteksi dengan alat ukur radiasi (AUR),” papar Hendriyanto lebih lanjut. Pada kesempatan tersebut juga dipraktekkan cara untuk mendeteksi adanya sumber zat radioaktif dengan menggunakan alat ukur radiasi (AUR) di depan peserta.

imgkonten

Acara yang dihadiri oleh 120 peserta yang berasal dari mahasiswa dan masyarakat yang ada di Pekanbaru ini diakhiri dengan diskusi dan tanya jawab. Beberapa peserta mengajukan pertanyaan yang semua dijawab langsung oleh Hendriyanto Hadi Tjahyono. (BHKKP/rus).

Tautan BAPETEN

mkananmenu_2024-02-26-145126.png
mkananmenu_2021-04-19-125003.png
mkananmenu_2021-04-19-125235.png
mkananmenu_2021-08-25-114254.png
mkananmenu_2024-03-25-135103.png

Feedback

GPR Kominfo

Video

Tautan Internasional

Tautan LPNK