Workshop kolaboratif ini dilaksanakan di Banjarmasin pada 22 November 2025, Palembang pada 25 November 2025, dan Medan pada 28 November 2025. Peserta yang hadir dalam acara ini adalah para profesional kesehatan khususnya fisikawan medik dan radiografer dari 12 Provinsi di Indonesia.

Dalam sambutannya Ketua AFISMI, Lukmanda Evan Lubis, menekankan nilai penting kegiatan ini. "Workshop ini sangat berharga bagi peningkatan kompetensi fisikawan medik. Tidak hanya sekadar memasukkan data ke Si-INTAN, namun tindak lanjut evaluasi dosis perlu menjadi aspek yang dicermati. Kami berharap peserta semakin percaya diri dalam pelaporan dan evaluasi dosis, menjadikannya rutinitas demi menjamin keselamatan pasien," ujar Lukmanda.

Senada dengan itu, BAPETEN yang diwakili oleh Endang Kunarsih selaku Ketua Kelompok Kerja Penguatan Implementasi TPD Indonesia, menegaskan bahwa workshop ini diharapkan menjadi tonggak perubahan dan daya dorong untuk menguatkan peran fisikawan medik dalam audit dosis di radiologi diagnostik dan intervensional.

Sementara itu, Pengelola Kegiatan Kelompok Fungsi Pengkajian Kesehatan Rusmanto mengatakan bahwa kegiatan ini bukan semata-mata acara seremonial. Menurutnya, ini adalah wujud nyata komitmen bersama dalam rangka menerapkan standar keselamatan radiasi.

Apresiasi positif juga datang dari para Ketua DPW AFISMI di berbagai daerah, yang berharap kerja sama, kolaborasi, dan silaturahmi profesional antara BAPETEN dan AFISMI dapat terus terjalin dalam berbagai program peningkatan kompetensi di masa mendatang.

Kegiatan ini dipandu oleh narasumber ahli dari BAPETEN dan AFISMI, diperkaya dengan dukungan fasilitator lokal untuk sesi praktik pelaporan dosis di Si-INTAN. Fasilitator lokal ini merupakan Agen TPD di wilayah terkait yang sebelumnya telah menjalani Training of Mentor TPD di BAPETEN pada 24 November 2025. Dalam sesi praktik juga dipantau dan dibimbing langsung oleh tim Si-INTAN BAPETEN.

Materi yang disajikan dalam workshop ini bersifat komprehensif mencakup Regulasi Keselamatan Radiasi pada radiologi diagnostik intervensional yang disampaikan oleh Endang Kunarsih dan Rusmanto, Dosimetri Pasien pada Radiologi Diagnostik, Intervensional, dan Kedokteran Nuklir oleh M. Ruslan A. Gani dan Pandji Triadyaksa, dan Implementasi Audit Dosis dan Optimisasi Proteksi Radiasi Pasien oleh Hanendya Disha Randy Raharja dan Josepa ND Simanjuntak.

Tingginya antusiasme dan keaktifan peserta di ketiga kota menjadi indikator nyata kebutuhan peningkatan pengetahuan di bidang ini. Sebagai penutup, peserta secara kolektif berharap BAPETEN dapat semakin sering hadir di daerah-daerah untuk memberikan bimbingan, khususnya terkait pelaporan data dosis yang akurat ke dalam Si-INTAN dan percepatan penerapan TPD Indonesia sebagai upaya konkret optimisasi dosis pasien secara nasional.