BAPETEN dan ENCO Gelar Pelatihan Penanggulangan Darurat Nuklir di Yogyakarta
Kembali 05 Mei 2025 | Berita BAPETENBadan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN) bekerja sama dengan ENCO menyelenggarakan kegiatan Training Course on Preparation, Conduct, and Evaluation of Emergency Response Exercises; and Table-Top Exercise on DSS Operation and Use for Supporting Decision-Making in a Nuclear or Radiological Emergency pada 5 - 9 Mei 2025 di Yogyakarta.
Pelatihan diselenggarakan berdasarkan pembiayaan dari Komisi Eropa dan diikuti oleh 21 peserta dari 9 negara di kawasan Asia Tenggara, yaitu Indonesia, Brunei Darussalam, Kamboja, Laos, Malaysia, Filipina, Singapura, Thailand, dan Vietnam. Hadir pada hari pertama pelatihan Kepala Pusat Pengkajian Sistem dan Teknologi Pengawasan Instalasi dan Bahan Nuklir (P2STPIBN) BAPETEN Taruniyati Handayani sebagai Co-Chair, Kepala Balai Diklat BAPETEN Ahmad Ciptadi Syuryavin sebagai Course Director dan para pakar dari ENCO antara lain Georg Fritsch, Bojan Tomic, Giovanni Magrotti, dan Vedrana Vuletic.
Pelatihan dibuka dengan sambutan dari Ahmad Ciptadi Syuryavin yang menyampaikan pentingnya kesiapsiagaan terhadap keadaan darurat nuklir dan radiologi. Dilanjutkan dengan sambutan dari Taruniyati Handayani, yang menekankan pentingnya kerja sama regional dalam menghadapi potensi ancaman nuklir. Pembukaan resmi pelatihan dilakukan oleh Giovanni Magrotti, perwakilan EC JRC-Ispra dari Italia.
Setelah pembukaan, peserta saling memperkenalkan diri dan mengikuti sesi presentasi bertajuk Introduction of TC 7 and TC 8: Logistic and Objectives yang disampaikan oleh Vedrana Vuletic. Kegiatan hari pertama ditutup dengan diskusi terbuka yang melibatkan seluruh peserta.
Pelatihan ini bertujuan membekali peserta dengan pengetahuan dan keterampilan dalam merancang serta melaksanakan latihan tanggap darurat melalui TC#7 dan TC#8. Adapun Table-Top Exercise (TTX#9) akan difokuskan pada pengujian pengoperasian sistem pendukung keputusan JRODOS DSS, termasuk penggunaannya untuk mendukung pengambilan keputusan terkait tindakan perlindungan serta respons terhadap keadaan darurat nuklir. Selain itu, pelatihan ini juga menekankan pentingnya interaksi antara operator DSS dan pengambil keputusan, serta koordinasi regional dalam situasi darurat. [BDL/Jessieronnykristiono/BHKK/YL].
Komentar (0)