Dalam sambutannya, Zainal menyampaikan apresiasi dan penghargaan setinggi-tingginya atas pencapaian monumental ini. Hari ini adalah tonggak sejarah penting bagi Indonesia, khususnya dalam upaya kita mewujudkan kemandirian di sektor kesehatan dan teknologi medis.

Kehadiran fasilitas produksi di dalam negeri ini bukan hanya sekadar mengurangi ketergantungan impor alat kesehatan canggih seperti CT-Scan, namun juga membawa dampak multidimensi yang positif, diantaranya peningkatan aksesabilitas dan kualitas pelayanan kesehatan, penguatan industri dalam negeri dan penyerapan tenaga kerja, serta peningkatan keselamatan radiasi.

Teknologi CT-Scan merupakan bagian penting dari pelayanan kesehatan modern. Penggunaan sinar-X dalam perangkat ini tentu memerlukan pengawasan yang cermat dari aspek desain, produksi, distribusi, hingga penggunaannya di fasilitas medis. Oleh karena itu, kolaborasi yang erat antara regulator, pelaku industri, dan tenaga kesehatan menjadi sangat krusial. Berdasarkan data perizinan BAPETEN bahwa jumlah pesawat sinar-X di Indonesia sekitar 1.364 baik CT-Scan konvensional maupun CT Angigrafi.

Dengan adanya produksi di dalam negeri, BAPETEN mengharapkan dapat lebih mudah berkoordinasi dan memberikan pendampingan teknis sejak tahap perancangan hingga produksi, demi menjamin aspek keselamatan bagi pengguna dan pasien.

BAPETEN menyambut baik investasi dan komitmen GE Healthcare serta Kalbe/Forsta. Sinergi antara perusahaan global dengan perusahaan nasional ini adalah contoh nyata bagaimana kolaborasi dapat menghasilkan terobosan yang signifikan dan memberikan manfaat nyata bagi masyarakat. BAPETEN berkomitmen untuk terus mendukung perkembangan industri ini dengan memastikan regulasi yang adaptif, transparan, dan mendukung inovasi, tanpa mengesampingkan aspek keselamatan, pungkas Zainal. (Intanung Syafitri/DP2FRZR)