BAPETEN menyelenggarakan Rapat Kerja Ke-2 Tahun 2025, bertemakan “optimalisasi Pelaksanaan Kegiatan Tahun 2025 Melalui Penguatan Koordinasi dan Sinkronisasi Target Kinerja Dengan Rencana Strategis 2025-2029”, di Jakarta, pada 11–12 November 2025. Kegiatan ini menjadi ajang strategis bagi seluruh satuan kerja (satker) untuk melakukan evaluasi capaian kinerja Tahun Anggaran 2025, serta membahas proyeksi dan strategi pelaksanaan program tahun 2026.
Acara diawali oleh laporan Ketua Panitia Plt. Kepala Biro Perencanaan, Informasi dan Keuangan (BPIK) BAPETEN Roy Candra Primarsa, yang melaporkan “Rapat Kerja ini merupakan momen yang sangat penting, karena diharapkan bukan sekedar rutinitas tahunan, namun agar kita jadikan sebagai titik tolak kita untuk menata langkah dan menyatukan visi demi kesuksesan pelaksanaan program di tahun 2025, yang merupakan tahun pertama kita dalam mengimplementasikan Renstra BAPETEN Tahun 2025–2029, sebagaimana yang tertuang dalam Peraturan Kepala BAPETEN nomor 3 Tahun 2025 tentang Rencana Strategis Badan Pengawas Tenaga Nuklir Tahun 2025-2029.”
Raker dibuka secara resmi oleh Plt. Kepala BAPETEN Zainal Arifin, dalam sambutan pembukaannya menyapaikan “Setiap Satker kami instruksikan untuk menyusun Renstra masing-masing Satker sebagai amanat dari Perba Nomor 3 Tahun 2025, sehingga marilah saling berkolaboratif untuk menyelesaikan tugas ini.”
“Pengembangan SPBE Kinerja BAPETEN yang selanjutnya akan kita sebut sebagai Pemerintahaan Digital harus selalu dikembangkan, disempurnakan guna mencapai efektivitas Sistem Informasi Pemerintahan yang ada di lembaga BAPETEN,” Jelasnya.
“Untuk kebijakan 2026, setelah penetapan Renstra BAPETEN 2025-2029, kami harapkan untuk dapat menyesuaikan target dan informasi kinerja dalam dokumen kinerja Renja dan DIPA 2026 sesuai dengan Renstra BAPETEN 2025-2029,” Jelanya.
Acara yang berlangsung 2 hari ini, dilanjutkan Persentasi dan diskusi. Pada sesi pertama, BPIK menyampaikan hasil penelaahan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian/Lembaga (RKAKL) Tahun Anggaran 2026, diikuti dengan paparan dari masing-masing Eselon I mengenai capaian kinerja, proyeksi realisasi, serta langkah strategis dalam percepatan program prioritas hingga akhir tahun 2025. Diskusi berjalan aktif, membahas optimalisasi realisasi anggaran serta penyelarasan target indikator kinerja utama (IKU).
Sesi sore diisi dengan paparan dari Direktorat PNBP Kementerian Keuangan tentang upaya peningkatan potensi penerimaan negara bukan pajak (PNBP) Sunawan di sektor ketenaganukliran, serta presentasi dari Badan Pusat Statistik (BPS) Yuni Susianto mengenai metodologi perumusan indeks dalam manual IKU. Kedua materi ini memberikan perspektif penting bagi penguatan sistem perencanaan dan pengukuran kinerja di lingkungan BAPETEN.
Pada malam hari, Kepala Inspektorat BAPETEN memaparkan status tindak lanjut hasil pemeriksaan (TLHP) dan capaian pengawasan internal, dilanjutkan dengan pembahasan draft manual IKU persatker sebagai panduan penyempurnaan evaluasi kinerja ke depan.
Memasuki hari kedua, Raker dilanjutkan dengan sesi motivasi yang dibawakan oleh Moh. Rosiman dari Trustco, memberikan dorongan inspiratif bagi seluruh peserta agar terus berinovasi, berintegritas, dan bekerja dengan semangat pelayanan publik. Setelah itu, dilaksanakan dialog pimpinan antara Eselon II dan peserta rapat sebagai wadah terbuka untuk menyampaikan masukan, kendala, serta solusi bersama dalam pelaksanaan program tahun berjalan.
Sebagai penutup, Plt. Kepala BPIK menyampaikan resume hasil Raker Ke-2 BAPETEN Tahun 2025, yang merangkum rekomendasi, tindak lanjut, dan komitmen bersama untuk memperkuat tata kelola lembaga. Kegiatan secara resmi ditutup oleh Plt. Kepala BAPETEN, yang dalam arahannya menegaskan pentingnya menjaga kesinambungan hasil Raker dalam langkah nyata di setiap unit kerja.
“Sinergi, integritas, dan profesionalisme adalah kunci keberhasilan kita dalam mewujudkan pengawasan ketenaganukliran yang unggul, kredibel, dan bermanfaat bagi bangsa,” tutupnya.
Melalui Raker Ke-2 ini, BAPETEN meneguhkan komitmen untuk terus memperkuat perencanaan, pengawasan, dan kolaborasi antar unit, sehingga setiap program kerja tidak hanya memenuhi target kinerja, tetapi juga berkontribusi nyata bagi keselamatan dan kemajuan pemanfaatan tenaga nuklir di Indonesia. [BHKK/SP]




















Komentar (0)