Kegiatan Webinar dilakukan dengan mengundang sebanyak 24 instansi dari Rumah Sakit Umum Daerah, Puskesmas dan Labkesda sebagai penerima hibah Pesawat Sinar-X Portabel, serta hadir juga dari Direktorat Jenderal Penanggulangan Penyakit - Kementerian Kesehatan RI dan UNDP Indonesia: Health Adviser, Health Governance Cluster Lead, FMTA Team dan Project Associate.

Acara dibuka Direktur Perizinan Fasilitas Radiasi dan Zat Radioaktif – BAPETEN diwakilkan oleh Pelaksana Kegiatan Kelompok Fungsi Perizinan Fasilitas Kesehatan, Roy Candra Primarsa, menyampaikan “merupakan kegiatan hasil kolaborasi dan koordinasi dengan Kementerian Kesehatan-RI dalam mendukung program PHTC yang sejalan dengan RPJM BAPETEN 2025-2029 dengan tema Kesehatan. Dengan tetap menganut prinsip justifikasi, dimana manfaat lebih besar dari resikonya, BAPETEN mendukung dan mengakomodir bagaimana program ini bisa berjalan melalui percepatan perizinan Pesawat Sinar-X Portabel.

Harapannya fasilitas mempersiapkan segalanya dalam proses perizinan, melalui webinar sebagai awal untuk penyelenggaran OTSL atau layanan perizinan secara langsung, dimana semua persyaratan perizinan dapat terpenuhi saat kegiatan. Dengan dukungan tim lengkap, kegiatan layanan perizinan secara langsung dapat sukses menerbitkan sebanyak 26 buah Pesawat Sinar X Portabel, dengan target kesuksesan BAPETEN hingga 95 %.”

Sambutan dari Direktur Penyakit Menular, Direktorat Jenderal Penanggulangan Penyakit - Kementerian Kesehatan RI, Ina Agustina Isturini, menyampaikan “Kasus TBC menjadi masalah nasional, dengan angka kematian menjadi masalah Kesehatan terbesar yang sangat berpengaruh pada sumber daya manusia. Presiden melalui program super prioritas dimana tahun 2030 target global yaitu eliminasi TBC. Perlu terus adanya Upaya, evaluasi dan perbaikan, dan melalui penentuan alat yang lebih sensitif dengan diagnosis yang terbatas sehingga penyebab pasien hilang dapat diatasi. Inisiasi project pilot one stop services untuk skreening TB dengan tepat menggunakan pesawat sinar X Portabel yang murah dan sudah prekualifikasi oleh WHO dengan uji validasi oleh UNPAD.

Dengan percepatan proses perizinan BAPETEN, harapannya pesawat sinar X Portabel dapat segera beroperasi pada awal September sehingga bisa digunakan oleh Puskesmas untuk rotgen bagi masyarakat.”

Acara dilanjutkan dengan presentasi materi “Sosialisasi Mekanisme Perizinan melalui Balis 2.5 Terintegrasi dengan Online Single Submission Berbasis Resiko (OSS-RBA)” oleh Maradi Abdilah dan materi “Kriteria Keberterimaan Persyaratan Izin Radiologi Diagnostik dan/atau Intervensional, cakupan Pesawat Radiografi Umum (X-Ray Portabel)” oleh Sulistiyoningsih.

Sesi tanya jawab peserta webinar dipimpin oleh moderator, Yaya Umaya. Cukup banyak pertanyaan dari peserta antara lain tentang kriteria keberterimaan persyaratan perizinan Pesawat Sinar-X Portabel, lokasi yang sesuai Surat Keterangan dari Dinas Kesehatan Provinsi atau Kabupaten/Kota serta ketentuan khusus sesuai Surat Edaran Pesawat Sinar-X Portabel untuk radiografi umum di Fasilitas Pelayanan Kesehatan. (DPFRZR/Dwi Angesti)/BHKK/CD)