BAPETEN Hadiri Konferensi Pers Satgas Penanganan Cs-137 dan Asosiasi Pengusaha dalam Mengamankan Ekspor Udang dan Cengkeh Indonesia ke Pasar Amerika Serikat
Kembali 13 Oktober 2025 | Berita BAPETEN | 27 lihatBAPETEN yang merupakan bagian dari Satuan Tugas Penanganan Kerawanan Bahaya Radiasi Radionuklida Cesium-137 (Satgas Penanganan Cs-137) melaksanakan konferensi pers Satgas Penanganan Cs-137 dan Asosiasi Pengusaha dalam Mengamankan Ekspor Udang dan Cengkeh Indonesia ke Pasar Amerika Serikat di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Pangan pada Senin, 13 Oktober 2025.
Konferensi pers dihadiri oleh Deputi Pengkajian Keselamatan Nuklir BAPETEN Haendra Subekti, Ketua Bidang Diplomasi dan Komunikasi Satgas Penanganan Radiasi Radionuklida Cs-137 Bara Krishna Hasibuan, Deputi Bidang Koordinasi Keterjangkauan dan Keamanan Pangan-Kementerian Koordinator Bidang Pangan Nani Hendiarti, Kepala Organisasi Riset Tenaga Nuklir-Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Syaiful Bakhri, Kepala Badan Pengendalian dan Pengawasan Mutu Hasil Kelautan dan Perikanan-Kementerian Kelautan dan Kehutanan Ishartini, Deputi Bidang Koordinasi Sumber Daya Maritim-Kementerian Koordinasi Bidang Pangan Dandy Iswara, Sekjen Indonesian Seafood Eksportir Association (ISEA) Ahmad Jauzi, Tim Kerja Cs-137 di Shrimp Club Indonesia Asep Bulkini, Bidang Hubungan Internasional Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) Nora dan jajarannya, serta para awak media.
Kegiatan diawali dengan pembacaan Siaran Pers dengan judul Langkah Satgas Penanganan Cs-137 dan Asosiasi Pengusaha dalam Mengamankan Ekspor Udang dan Cengkeh Indonesia ke Pasar Amerika Serikat yang dibacakan oleh Ketua Bidang Diplomasi dan Komunikasi Satgas Penanganan Radiasi Radionuklida Cs-137 Bara Krishna Hasibuan. Dalam siaran pers tersebut Bara menjelaskan 3 (tiga) bagian yaitu Update Penanganan Kontaminasi Cs-137 dan Keamanan Pangan Produk Ekspor, Pasar Amerika Serikat dan Langkah Bersama Pemerintah dan Industri dalam Merespon Import Alert yang dikeluarkan US FDA.
Dalam penjelasannya Bara mengatakan “Temuan paparan kontaminasi Cs-137 berasal dari aktivitas industri logam di Kawasan Industri Modern Cikande, Banten dan terlokalisir hanya di kawasan tersebut. Pemerintah sangat serius menangani dampak kontaminasi Cs-137 melalui pembatasan dan lokalisasi kawasan industri Cikande, dekontaminasi, dan penanganan kesehatan pekerja/masyarakat.”
“US FDA mengapreasiasi keseriusan dan langkah cepat Indonesia dalam menangani dampak Cs-137. Pasar AS tetap terbuka bagi udang dan cengkeh Indonesia. Ekspor tetap dapat dilakukan sepanjang memenuhi ketentuan yang ditetapkan otoritas AS” lanjutnya.
Setelah pembacaan siaran pers yang pertama selesai, Bara melanjutkan dengan pembacaan Siaran Pers kedua yaitu mengenai Pemerintah Pastikan Keamanan Produk Cengkeh dan Lakukan Langkah Cepat Terkait Temuan Kontaminasi Radionuklida Cs-137 di Lampung. Dalam siaran pers tersebut Bara menjelaskan “Kontaminasi tersebut ditemukan dalam jumlah terbatas dan tidak meluas ke wilayah atau komoditas lainnya. Sebagai langkah kehati-hatian, BAPETEN merekomendasikan agar produk cengkeh yang terindikasi kontaminasi tidak diperjualbelikan sementara waktu hingga hasil uji laboratorium lanjutan selesai dilakukan. Tim masih melakukan penelusuran sumber kontaminasi Cs-137.
Setelah pembacaan 2 (dua) siaran pers dilakukan, Acara kemudian dilanjutkan dan ditutup dengan tanya jawab dengan awak media yang hadir, dimana Deputi Keselamatan Nuklir BAPETEN Haendra Subekti menjawab salah satu pertanyaan awak media mengenai scrap metal yang ditemukan apakah memang menghasilkan radioaktif sehingga menimbulkan kontaminasi. Haendra menjawab bahwa scrap metal yang ditemukan sudah ada Cs-137terlebih dahulu dan terbawa ke peleburan, bukan proses peleburan yang menghasilkan kontaminasi. Pertanyaan dari awak media pun berlanjut mengenai Penanganan Cs-137 yang dijawab bergantian oleh Satgas Penanganan Cs-137 yang hadir. [BHKK/OR/CD]
Komentar (0)