Banner BAPETEN
Rapat Koordinasi Penyusunan Prosedur Teknis Tentang Dekomisioning INNR
Kembali 01 Maret 2024 | Berita BAPETEN
small_thumb_2024-03-01-165102.jpg

Direktorat Perizinan Instalasi dan Bahan Nuklir (DPIBN) BAPETEN menggelar Rapat Koordinasi Penyusunan Prosedur Teknis Tentang Dekomisioning Instalasi Nuklir Non Reaktor (INNR) yang dilaksanakan pada hari Jumat, 1 Maret 2024 di Serpong Tangerang Selatan.

Rakor ini dihadiri oleh Direktur DPIBN Wiryono, Peneliti Senior BRIN Prof. Djarot S., Wisnubroto sebagai narasumber, PIC Program Dekomisioning dan dihadiri juga perwakilan dari fasilitas INNR dan Fasilitas Radiasi Resiko Tinggi (FRRT) yang terdiri dari Instalasi Radiometalurgi (IRM), Instalasi Elemen Bakar Eksperimental (IEBE), Kanal Hubung Instalasi Penyimpanan Sementara Bahan Bakar Bekas (KHIPSB3), Instalasi Pengolahan Limbah Radioaktif (IPLR) danInstalasi Teknologi Radioisotop dan Radiofarmaka (ITRR), staf DPIBN, dan juga staf dari unit kerja lain yang terkait.

imgkonten

Dalam sambutannya Wiryono menyampaikan bahwa rapat ini dilatarbelakangi oleh adanya kendala di fasilitas dalam rangka penyusunan program dekomisioning. Rapat ini juga bertujuan untuk meminta masukan dari fasilitas terkait prosedur teknis dalam evaluasi program dekomisioning. “ Diharapkan pertemuan ini dapat menjadi wadah sharing informasi dan pengalaman dalam penyusunan program dekomisioning. Oleh karena itu dalam pertemuan ini dihadirkan para pakar untuk memberikan pengetahuannya dalam penyusunan program dekomisioning” ucap Wiryono.

Narasumber pertama, Prof. Djarot Wisnubroto menyampaikan presentasi terkait Karakterisasi Pada Program Dekomisioning INNR. Prof Djarot menyampaikan bahwa langkah pertama adalah perlunya survei sebelum masuk ke dalam karakterisasi. “Identifikasi area paparan dan kontaminasi tinggi yang dilakukan melalui survei pengukuran radiasi merupakan hal yang perlu menjadi perhatian. Selanjutnya dilakukan karakterisasi organisasi dekomisioning, perencanaan, pelaksanaan, kajian data dan pelaporan” ujar Prof. Djarot.

imgkonten

“Karakterisasi harus dipandang pada seluruh siklus hidup fasilitas, termasuk pada saat pembangunan fasilitas tersebut. Data pada saat konstruksi suatu fasilitas nuklir akan sangat berguna pada saat dismantling. Karakterisasi awal dapat mereduksi biaya dan resiko keuangan yang lebih rendah, dapat mengurangi limbah radioaktif untuk pembuangan hingga faktor 10 serta berbagai manfaat lainnya. Karakterisasi awal terutama untuk mengkonfirmasi dan memvalidasi” tambah Prof. Djarot.

Presentasi kedua dari P2STPIBN BAPETEN terkait hasil Kajian Dekomisioning Reaktor Riset yang disampaikan oleh Anggoro Septilarso. Dalam presentasinya dipaparkan hasil kajian terkait dekomisioning dari sisi regulasi, pengelolaan limbah dekomisioning, karakterisasi limbah dekomisioning serta kajian historis dalam mengidentifikasi potensi limbah dalam kegiatan dekomisioning.

Diungkapkan oleh Anggoro, pengalaman dari pihak fasilitas INNR dalam penyusunan program dekomisioning, kendala yang dihadapi dalam penyusunan dokumen dan masukan-masukan terkait proses evaluasi program dekomisioning yang dilakukan oleh DPIBN. [DPIBN/Yepi/Siwhan/BHKK/Bams].

imgkonten


Komentar (0)


Tautan BAPETEN

mkananmenu_2024-02-26-145126.png
mkananmenu_2021-04-19-125003.png
mkananmenu_2021-04-19-125235.png
mkananmenu_2021-08-25-114254.png
mkananmenu_2024-03-25-135103.png

Feedback

GPR Kominfo

Video

Tautan Internasional

Tautan LPNK