Banner BAPETEN
Sharing Knowledge dan Pembahasan Laporan Hasil Kajian antara BAPETEN dengan UGM
Kembali 26 September 2019 | Berita BAPETEN
small_thumb_2019-09-27-160952.jpeg

BAPETEN bersama dengan Universitas Gajah Mada (UGM) mengadakan sharing knowledge dan pembahasan laporan hasil kajian survei efektivitas kajian Fasilitas Radiasi dan Zat Radioaktif (FRZR) pada Kamis (26/09) di Departemen Teknik Nuklir dan Teknik Fisika, Fakultas Teknik (DTNTF-FT) UGM.

Acara diawali dengan sambutan dari Dekan FT UGM Nizam. Nizam menyatakan bahwa kedaruratan teknologi itu kunci untuk segala kedaruratan yang lain, sehingga perlu untuk digaungkan, karena saat ini perhatian masih dipusatkan ke politik dan ekonomi. Ia juga membicarakaan masalah pembahasan mengenai kembali munculnya topik pembangunan reaktor nuklir.

”Bahan bakar energi fosil akan menimbulkan polusi, namun dengan adanya kendaraan listrik, maka menjadi alternatif sumber energi. Nuklir juga bisa menjadi solusi alternatif energi, namun ada problema yang harus diselesaikan. Nuklir bisa untuk kesejahteraan umat manusia dan tugas BAPETEN untuk memastikan bahwa nuklir itu bersih. Melalui kerja sama ini, maka diharapkan akan turut membangun kedaulatan teknologi bangsa melalui strategi 3 lapis, yaitu level 1 atau atas melalui pengambil kebijakan, di level tengah adalah akademisi, pemerhati teknologi, dan di level 3 itu di lapisan masyarakat,” lanjut Nizam.

imgkonten

Kepala BAPETEN Jazi Eko Istiyanto juga turut memberi sambutan. Dalam sambutannya, Jazi mengatakan bahwa sebagai bagian dari pengembangan, BAPETEN harus terus bergerak dan mencari pola-pola yang berbeda. BAPETEN juga harus berkembang, bukan hanya dari segi pendidikan, namun juga dari program profesi sebagai contoh untuk petugas medik.

Pada kesempatan yang sama, Deputi Pengkajian Keselamatan Nuklir Yus Rusdian Akhmad juga menyatakan bahwa kerjasama BAPETEN dengan UGM bertujuan untuk mengubah reformasi mentalnya, sehingga target-target BAPETEN dapat tercapai.

imgkonten

Acara dilanjutkan dengan pemaparan oleh Djoko Hari Nugroho selaku Kepala Pusat Pengkajian Sistem dan Teknologi Pengawasan Fasilitas Radiasi dan Zat Radioaktif (P2STPFRZR). Dalam paparannya, ia menjelaskan bahwa BAPETEN tidak bisa berdiri sendiri dan membutuhkan kerja sama dengan insitusi lain dan universitas mengenai pengolahan thorium untuk ekstraksi logam tanah jarang. Lebih lanjut, Djoko menyampaikan mengenai identifikasi manfaat dan resiko dari kegiatan pengolahan mineral logam tanah jarang dengan rekomendasi ICRP 103 sebagai dasar untuk justifikasi.

imgkonten

Terakhir, pembahasan laporan hasil kajian survei efektivitas kajian FRZR oleh Sihana dari DTNTF-FT. Dalam presentasinya, dipaparkan secara umum mengenai progres dari kegiatan dan laporan hasil kajian survei efektivitas kajian FRZR. Ia juga menambahkan bahwa menurut rencana P2STPFRZR, kinerja unit kerja dan lembaga harus diukur setiap tahun.

“Selama ini kegiatan yang berlangsung adalah dari unit kerja teknis yang mendesain, setelah established akan diberikan ke ke-sestama-an. Kedepannya, akan dikembangkan modelnya agar setiap tahun efektivitas kajian dan unit kerja lain bisa diukur dan dinilai senstifitasnya,” ujar Sihana. [P2STPFRZR/LA/BHKK/IP]


Komentar (0)


Tautan BAPETEN

mkananmenu_2024-02-26-145126.png
mkananmenu_2021-04-19-125003.png
mkananmenu_2021-04-19-125235.png
mkananmenu_2021-08-25-114254.png
mkananmenu_2024-03-25-135103.png

Feedback

GPR Kominfo

Video

Tautan Internasional

Tautan LPNK