Indonesia Tuan Rumah Pertemuan Dialog Strategi Keamanan Nuklir Asia di 2010
Kembali 14 April 2009 | Berita BAPETEN(Seoul,BAPETEN)

Dalam dialog tersebut, Menegristek menyampaikan (1). Perkembangan
terkini teknologi nuklir di Indonesia serta keinginan Indonesia untuk
membangun pembangkit tenaga nuklir untuk tujuan komersial di masa yang
akan datang; (2). Secara teknologi, SDM dan infrastruktur, Indonesia
akan mampu untuk mengoperasikan pembangkit listrik tenaga nuklir
(PLTN), namun kondisi sosial psikologis masyarakat Indonesia saat ini
belum siap sekalipun sudah diamanatkan dalam RPJPN Indonesia bahwa
sebelum tahun 2016 Indonesia sudah harus membangun pembangkit tenaga
nuklir untuk memenuhi kebutuhan listrik nasional; (3). saat ini upaya
yang dilakukan oleh Pemerintah Indonesia adalah advokasi publik dengan
terus-menerus mensosialisasikan keuntungan pemakaian teknologi nuklir
dan meyakinkan masyarakat bahwa teknologi nuklir adalah teknologi aman
dan ramah lingkungan.
Karena itu, dalam dialog tersebut Menegristek minta agar ANSN tetap
aktif untuk saling membantu anggotanya dalam membangun kepercayaan
masyarakat terhadap keamanan dan keselamatan teknologi nuklir melalui
berbagai pendekatan baik melalui pengenalan secara dini kepada pelajar
maupun melalui pelatihan-pelatihan dan advokasi publik. ANSN dibentuk
tanggal 18 Februari 2002 dan negara-negara yang berpartisipasi dalam
ANSN ini adalah China, Indonesia, Jepang, Korea Selatan, Malaysia,
Filipina, Thailand, Vietnam, Australia, Perancis, Jerman dan Amerika
Serikat.
Hasil lain dari The 2nd Meeting of Nuclear Safety Strategy Dialogue of the Asia Nuclear Safety Netwrork (ANSN)
adalah bahwa ANSN digunakan sebagai platform kerjasama regional dalam
hal capacity building keselamatan nuklir dan merupakan pusat dari
pengelolaan pengetahuan keselamatan nuklir di Asia. Secara politis
negara-negara yang tergabung dalam ANSN mempunyai komitmen untuk
mendukung kegiatan ANSN dan memastikan bahwa ANSN sebagai platform
pengembangan sistem capacity building pada negara-negara peserta
tersebut bahwa program ANSN ke depan perlu tetap memfokuskan perhatian
pada masalah keamanan (security) dan keselamatan (safety). Jejaring
kerja regional ini sebagian besar mengandalkan IT, dikombinasikan
dengan regional capacity building system yang terdiri dari: (a)
Virtual Centre integrating national and regional Education and Training
Centres, (b) Technical Advisory Services and Cooperative activities,
dan (c) Regional Support for Peer Reviews and Support Arrangement.
Sumber : Humas - KNRT