National Workshop on Regulatory Oversight of Ageing Management and Preparation for Decommissioning of Research Reactors
Kembali 01 September 2025 | Berita BAPETEN | 49 lihatIndonesia saat ini memiliki tiga Reaktor Riset (RR) dan sejumlah fasilitas pendukung seperti fabrikasi bahan bakar, produksi radioisotop, serta pengelolaan limbah radioaktif. Ketiga reaktor tersebut adalah TRIGA-2000 di Bandung yang beroperasi sejak 1964, Reaktor Kartini di Yogyakarta sejak 1979, serta Reaktor Serbaguna GA Siwabessy (MPR-20) di Serpong sejak 1987. Pada tahun 2025, seluruh fasilitas nuklir tersebut telah berusia menengah, antara 37 hingga 61 tahun sejak komisioning atau mencapai kekritisan pertamanya. Untuk itu, BAPETEN bekerja sama dengan IAEA mengadakan “Lokakarya Nasional tentang Pengawasan Regulasi Manajemen Penuaan dan Persiapan Dekomisioning Reaktor Riset” secara daring pada 1 September 2025.
Acara diawali sambutan oleh Ms. Farhana Nasir dari Department of Nuclear Safety and Security IAEA yang menegaskan bahwa kegiatan ini berlandaskan standar keselamatan IAEA serta Code of Conduct sebagai referensi utama. “Workshop yang diikuti lebih dari 25 peserta dari BAPETEN, BRIN, serta para pakar internasional ini diharapkan menjadi forum produktif untuk memperkuat kapasitas regulasi di bidang keselamatan nuklir. Efektivitas regulasi merupakan tantangan besar di banyak negara, sehingga forum seperti ini sangat penting untuk berbagi pengalaman, berdiskusi, dan mencari solusi bersama,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Balai Diklat (BDL) BAPETEN Ahmad Ciptadi Syuryavin, menyampaikan permohonan maaf atas situasi yang belum sepenuhnya kondusif, namun berharap peserta dapat segera berinteraksi langsung dan menikmati suasana di Jakarta. “Workshop ini merupakan kegiatan penting BAPETEN di tahun 2025, khususnya dalam memperkuat kompetensi pengelolaan penuaan reaktor riset serta persiapan menuju dekomisioning. Kegiatan ini diharapkan menjadi ruang dialog, berbagi teknologi, serta memperkuat kolaborasi dalam memastikan pengoperasian reaktor nuklir yang aman,” jelasnya.
Acara dibuka oleh Kepala Pusat Pengkajian Sistem dan Teknologi Pengawasan Instalasi dan Bahan Nuklir (P2STPIBN) BAPETEN, Taruniyati Handayani. Dalam sambutannya ia menyampaikan bahwa workshop ini merupakan bagian dari proyek Technical Cooperation yang diprakarsai P2STPIBN BAPETEN selaku technical support organization. “Workshop ini menjadi sarana penting bagi kita untuk belajar dari para pakar IAEA, khususnya terkait manajemen penuaan reaktor riset dan persiapan dekomisioning. Tiga reaktor riset di Indonesia telah beroperasi lebih dari tiga dekade, sehingga cepat atau lambat kita harus siap menghadapi tahap dekomisioning, baik dari sisi fasilitas maupun regulasi. Regulasi dekomisioning kita masih mengacu pada standar lama, sehingga pembaruan sangat diperlukan agar sesuai dengan perkembangan internasional,” terangnya.
Workshop yang menghadirkan 3 pakar IAEA Ms. Farhana Nasir (Department of Nuclear Safety and Security IAEA), Mr. Frank Trzebiatowski (Canadian Nuclear Laboratories Ltd./CNL), dan Mr. Ashraf Khamun (Egyptian Nuclear and Radiological Regulatory Authority), membahas sejumlah topik penting, antara lain: isu dan tantangan keselamatan reaktor riset, tinjauan umum reaktor riset serta peran organisasi, perencanaan dan pelaksanaan inspeksi, standar keselamatan IAEA untuk manajemen penuaan, interaksinya dengan pemeliharaan dan uji berkala, serta standar keselamatan IAEA untuk persiapan dekomisioning.
Setelah mengikuti workshop ini, peserta diharapkan memperoleh kompetensi dalam melaksanakan tugas pengawasan regulasi, khususnya kemampuan mengevaluasi Rencana Pengelolaan Usia Lanjut, melakukan pengawasan yang diperlukan, mengevaluasi rencana dekomisioning, serta mendukung proses penyusunan kebijakan dan regulasi BAPETEN di bidang dekomisioning. [BHKK/SP]
Komentar (0)